Trend yang akan datang, ngemis online melalui website

Orang bilang begini lah perwujudan kemajuan dunia teknologi online, yang di mana sampai ada istilah
Pengemis Jaman Now. Karena ada orang yang Mengemis Online hanya dengan mengandalkan aplikasi berplatform cloud untuk melakukan mengemis secara online. Ya, Anda tidak salah dengar kok, Mengemis Online yang di mana orang tersebut bisa menghasilkan uang sampai dengan 55 juta rupiah per bulan loh!

Ini lah kisah seorang pengangguran asal Amerika Serikat (AS) mendapatkan penghasilan fantastis setelah dirinya menjadi “pengemis online”. Bagaimana tidak, pengangguran asal AS tersebut mampu meraup uang hingga Rp 55 juta per bulan, hanya dengan menjadi pengemis di dunia maya.

Adalah Jovan Hill, seorang pemuda berumur 25 tahun itu menjadi pengemis online dengan memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Dengan menggunakan iPhone miliknya, ia pun mulai meminta-minta donasi kepada para followers media sosialnya, untuk membiayai kehidupannya sehari-hari di Brooklyn, New York, Amerika Serikat.

Jovan Hill sendiri memiliki 200 ribu lebih pengikut di media sosialnya, sehingga dengan mudahnya ia mendapatkan uang melalui caranya meminta-minta layaknya pengemis.

Sebenarnya, kehidupan Jovan Hill sendiri di New York bisa dikatakan cukup mampu.

Seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Minggu (16/12/2018), penghasilan Rp 55 juta yang berhasil didapat Jovan Hill dari hasil mengemis setiap bulannya ia gunakan untuk membayar kontrakan, membeli baju vintage, hingga membeli video game dan juga ganja.

“Aku tak memiliki uang hari ini. Jika kamu ingin mengurangi pajak, donasikan saja ke Jovan.”, ujar Jovan pada salah satu videonya, seperti dikutip dari Mirror.co.uk.

Beberapa menit setelah Jovan mengemis demi sejumlah uang melalui media sosial miliknya itu, berbagai donasi pun langsung membanjiri rekening bank-nya.

Mengutip dari New York Times, Jovan sendiri merasa takjub saat ada orang asing yang rela mengirimkannya sejumlah uang.

“Ketika aku berbincang dengan temanku yang sudah kukenal sejak lama, mereka sama sekali tidak mengerti dengan pikiran mengirim uang ke orang asing , dan aku juga merasakan hal yang sama.”, ujar Jovan, sebagaimana dikutip dari New York Times.

Setelah ia meminta bantuan lewat media sosial, tiba-tiba pengikutnya langsung mengirimkan uang sejumlah Rp 44 juta secara cuma-cuma.

Diketahui, tindakan Jovan Hill meminta-minta uang di media sosial ini pertama kali ia lakukan ketika neneknya mendapatkan masalah. Di mana listrik di rumah nenek Jovan mati, karena tidak pernah membayar.

Ya, seperti itu lah kisah yang mungkin terdengar aneh dan asing di kuping Anda bukan? Percaya atau tidak, pengemis online itu sudah lumayan terkenal dari sejak si Jovan Hill menjadi kaya raya setelah melakukan mengemis secara online. Bahkan ada yang sampai melakukan hal yang sangat profesional dalam melakukan mengemis online.

Membuat website untuk mengemis merupakan tindakan yang sangat luar biasa niatnya untuk mendalami mengemis online. Dan sekarang ini sepertinya akan sangat menjadi trend bagi orang orang yang mungkin tidak menginginkan repot bekerja untuk mendapatkan uang.

Mungkin saja beberapa dari kalian ingin menjadi pengemis online? Hehehe

Apa bila iya, mungkin kalian bisa menggunakan jasa hosting dari https://www.jakartawebhosting.com untuk membuat website mengemis online. Bisa dapat domain gratis pula.

Jakartawebhosting.com menyediakan layanan Joomla Hosting, dengan kecepatan dan stabilitas pusat data dan server yang baik, up time server 99,9%, team support yang siap membantu 24 jam dan biaya langganan yang menarik.

Banyak Website Besar Gagal Menerapkan Keamanan Password: Mengapa dan Solusinya

Keamanan password menjadi fondasi utama dalam melindungi data pengguna di berbagai situs web. Namun, ironisnya, banyak situs web besar bahkan masih gagal menerapkan praktik keamanan password yang memadai. Alasan utamanya bervariasi, tetapi penelalaian yang tidak memadai, kurangnya pemahaman tentang risiko, dan kurangnya investasi dalam infrastruktur keamanan seringkali menjadi penyebabnya.

Salah satu masalah umum adalah kebijakan password yang lemah. Banyak situs web masih memperbolehkan pengguna menggunakan password yang terlalu pendek, mudah ditebak, atau terlalu umum. Selain itu, kurangnya verifikasi dua faktor juga dapat meningkatkan risiko keamanan, karena mengandalkan hanya satu faktor (yaitu kata sandi) untuk melindungi akun pengguna.

Selain itu, kurangnya enkripsi yang kuat dan penggunaan protokol pengiriman yang tidak aman dapat membuat password pengguna rentan terhadap serangan pencurian data. Situs web juga dapat menjadi target serangan phishing, di mana pengguna dikelabui untuk memberikan informasi login mereka ke situs palsu yang mengaku sebagai situs asli.

Solusinya adalah penerapan praktik keamanan password yang lebih ketat. Situs web harus mewajibkan pengguna untuk membuat password yang kompleks, dengan kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan karakter khusus. Selain itu, verifikasi dua faktor harus diterapkan untuk menambah lapisan keamanan tambahan.

Infrastruktur keamanan juga harus diperkuat dengan mengenkripsi data sensitif dan menggunakan protokol pengiriman yang aman seperti HTTPS. Pelatihan reguler untuk staf dan pengguna juga penting untuk meningkatkan kesadaran tentang praktik keamanan yang aman.

Dalam dunia digital yang terus berkembang, keamanan password merupakan aspek yang tidak boleh diabaikan. Dengan menerapkan praktik keamanan yang kuat dan menginvestasikan sumber daya yang cukup dalam infrastruktur keamanan, situs web dapat melindungi data pengguna dengan lebih baik dan meminimalkan risiko kebocoran data yang merugikan.

Teknologi Cryptografi: Mengubah Paradigma Enkripsi Website

Teknologi Cryptografi: Mengubah Paradigma Enkripsi Website

Dalam era di mana keamanan data menjadi semakin penting, teknologi kriptografi telah mengubah cara enkripsi situs web. Cryptography, yang pada awalnya digunakan untuk menyandikan pesan rahasia, kini menjadi fondasi untuk melindungi data sensitif di internet. Ini telah mengubah paradigma enkripsi sebuah website dari yang sederhana menjadi yang lebih kompleks dan aman.

Salah satu perkembangan kriptografi terbesar adalah penggunaan Transport Layer Security (TLS) atau Secure Sockets Layer (SSL) untuk mengamankan koneksi antara server web dan browser pengguna. Ini memastikan bahwa data yang dikirim antara keduanya tidak dapat disadap atau dimanipulasi oleh pihak yang tidak berwenang.

Selain itu, teknologi kriptografi telah memungkinkan penggunaan algoritma enkripsi yang lebih kuat dan canggih, seperti Advanced Encryption Standard (AES), Rivest Cipher 4 (RC4), dan Elliptic Curve Cryptography (ECC). Algoritma-algoritma ini memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi dan lebih sulit untuk ditembus oleh penyerang.

Blockchain juga merupakan contoh lain dari bagaimana teknologi kriptografi mengubah cara enkripsi sebuah website. Dengan menggunakan teknologi kriptografi, blockchain memungkinkan penyimpanan dan validasi data secara terdistribusi dan aman. Ini telah mengubah cara data disimpan dan diproses, membuka jalan bagi aplikasi baru seperti cryptocurrency dan kontrak pintar (smart contracts).

Selain itu, teknologi kriptografi juga memungkinkan penggunaan kunci publik dan privat untuk otentikasi dan tanda tangan digital. Ini digunakan dalam protokol seperti Secure Shell (SSH) untuk mengamankan akses ke server jarak jauh dan dalam protokol seperti Pretty Good Privacy (PGP) untuk mengamankan komunikasi email.

Secara keseluruhan, teknologi kriptografi telah mengubah cara enkripsi sebuah website. Dari melindungi koneksi web hingga mengamankan data sensitif, kriptografi telah membawa keamanan digital ke tingkat yang lebih tinggi, memastikan bahwa informasi kita tetap aman dan terlindungi di dunia digital yang semakin kompleks ini.

Kecanggihan Teknologi Kriptografi dalam Dunia Internet

Teknologi kriptografi telah menjadi fondasi utama dalam memastikan keamanan dan privasi dalam dunia internet yang semakin terkoneksi. Dari perlindungan data pribadi hingga transaksi keuangan online, kecanggihan kriptografi telah membuka pintu bagi berbagai inovasi yang mengubah cara kita berinteraksi secara digital.

Salah satu contoh paling mencolok dari kecanggihan teknologi kriptografi adalah penggunaan Transport Layer Security (TLS) atau Secure Sockets Layer (SSL) untuk melindungi koneksi antara perangkat pengguna dan server web. Protokol ini menggunakan enkripsi simetris dan asimetris untuk mengamankan data yang dikirim melalui internet, mencegah pencurian informasi sensitif oleh pihak yang tidak berwenang.

Selain itu, teknologi kriptografi juga mendasari pengembangan blockchain, sebuah sistem terdesentralisasi yang digunakan untuk menyimpan dan memverifikasi data secara aman. Dengan menggunakan konsep kunci kriptografi, blockchain memungkinkan transaksi cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum untuk dilakukan tanpa melibatkan pihak ketiga, menghasilkan sistem yang lebih aman dan transparan.

Kriptografi juga memainkan peran penting dalam otentikasi pengguna dan pengamanan akses ke sistem informasi sensitif. Protokol seperti Public Key Infrastructure (PKI) menggunakan pasangan kunci publik dan privat untuk memverifikasi identitas pengguna dan melindungi data dari akses yang tidak sah.

Selain itu, teknologi kriptografi juga membuka jalan bagi pengembangan aplikasi baru seperti pesan yang dienkripsi end-to-end, alat keamanan jaringan yang canggih, dan sistem keamanan perangkat lunak yang inovatif.

Secara keseluruhan, kecanggihan teknologi kriptografi telah membawa perubahan besar dalam dunia internet. Dengan memberikan fondasi yang kokoh untuk keamanan dan privasi, kriptografi memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa kita dapat menjelajahi dunia digital dengan aman dan percaya diri.

Tahap Pengembangan Teknologi Kriptografi untuk Keamanan Siber

Kriptografi telah menjadi pilar utama dalam memastikan keamanan siber di era digital ini. Namun, perkembangan teknologi kriptografi tidak berhenti di satu tempat; terus bergerak maju untuk menghadapi tantangan keamanan baru. Berikut adalah tahap-tahap utama dalam pengembangan teknologi kriptografi untuk meningkatkan keamanan siber:

1. Penelitian dan Inovasi:
Tahap pertama dalam pengembangan teknologi kriptografi adalah penelitian dan inovasi. Para ilmuwan dan peneliti bekerja untuk mengembangkan algoritma baru, metode enkripsi yang lebih kuat, dan protokol yang lebih aman untuk melindungi data di dunia digital yang terus berkembang.

2. Uji Coba dan Evaluasi:
Setelah ditemukan, teknologi kriptografi baru harus diuji coba dan dievaluasi untuk memastikan keamanan dan kinerjanya. Ini melibatkan serangkaian pengujian dan analisis yang ketat untuk mengidentifikasi kelemahan potensial dan memperbaiki masalah yang ditemukan.

3. Implementasi dalam Sistem yang Ada:
Setelah lulus uji coba, teknologi kriptografi baru dapat diimplementasikan dalam sistem yang ada. Ini melibatkan integrasi algoritma dan protokol baru ke dalam perangkat lunak, perangkat keras, dan infrastruktur jaringan yang digunakan untuk menyimpan dan mengirim data.

4. Peningkatan Berkelanjutan:
Pengembangan teknologi kriptografi tidak berhenti setelah implementasi awal. Sebaliknya, itu adalah proses yang berkelanjutan di mana algoritma dan protokol diperbarui dan ditingkatkan secara berkala untuk mengatasi ancaman keamanan baru yang muncul.

5. Kolaborasi dan Berbagi Pengetahuan:
Pengembangan teknologi kriptografi juga melibatkan kolaborasi antara peneliti, pengembang, dan profesional keamanan dari seluruh dunia. Kolaborasi ini memungkinkan pertukaran ide dan pengetahuan, mempercepat inovasi dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi ancaman keamanan yang kompleks.

6. Kesadaran dan Pendidikan:
Tahap terakhir dalam pengembangan teknologi kriptografi adalah kesadaran dan pendidikan. Ini melibatkan penyebaran informasi tentang pentingnya keamanan siber dan penggunaan teknologi kriptografi, serta pelatihan untuk mengajarkan pengguna cara menggunakan alat dan layanan kriptografi dengan benar.

Secara keseluruhan, tahap pengembangan teknologi kriptografi untuk keamanan siber adalah proses yang kompleks dan berkelanjutan. Dengan terus mendorong inovasi, uji coba, implementasi, dan kolaborasi, kita dapat memastikan bahwa kita memiliki alat yang kuat untuk melindungi data di dunia digital yang terus berkembang ini.