Pada minggu lalu Facebook baru saja mengumumkan telah membayar lebih dari US$ 5 juta atau sekitar Rp65 milyar kepada peneliti keamanan selama lima tahun belakangan ini sejak membuka program Facebook Bug Bounty.
Program Facebook Bug Bounty merupakan program yang terbuka bagi siapa saja untuk menemukan bugs yang dapat menjadi celah keamanan pada sistem jejaring sosial Facebook. Mereka yang menemukan celah keamanan ini akan diberikan hadiah uang tunai, yang disesuaikan berdasarkan resiko, dampak dan faktor lainnya.
Pada semester pertama tahun 2016 ini sendiri, Facebook telah membayar sebanyak US$ 611.741 untuk 149 orang peneliti keamanan. Joey Tyson, security engineer dari tim Facebook Bounty, mengatakan bahwa Facebook telah menerima laporan sebanyak 9.000 laporan dari bulan Januari hingga Juni 2016. Pertumbuhan angka ini sangat cepat jika dibandingkan statistik tahun lalu, dimana ada 13.233 laporan yang diterima Facebook selama tahun 2015.
Untuk tahun 2016 ini, peneliti keamanan dari India, Amerika Serikat dan Meksiko yang paling mendominasi mendapatkan bayaran yang paling banyak, ungkap Tyson.
Facebook telah menghadiahkan US$ 16.000 atau sekitar Rp208 jutaan kepada Arun Sureshkumar, peneliti keamanan dari India yang menemukan bugs pada bulan lalu. Facebook menghadiahkan uang sebesar itu kepada Arun, karena berhasil menemukan bugs yang bisa menyebabkan pengambilalihan halaman, dan juga selama proses investigasi Facebook berhasil memperbaiki masalah yang hampir sama, sehingga bayaran untuk Arun juga semakin banyak.
Facebook menjadi salah satu website pertama yang meluncurkan program untuk mencari bugs pada sistemnya, setelah sebelumnya Mozilla dan Google meluncurkan program yang sama. Namun pada awalnya program ini mendapatkan kritikan yang tajam, karena hanya menghadiahkan US$ 500, untuk semua peneliti keamanan yang berhasil menemukan bugs seperti script error dan celah melalui code injection.
Facebook akhirnya meningkatkan jumlah bayaran untuk mereka yang ikut program ini, dan hasilnya banyak yang mengirimkan laporan mengenai bugs pada sistem mereka. Pada tahun 2013 Facebook membayar US$ 1,5 juta kepada 330 peneliti, sementara pada tahun 2014 membayar US$ 1,3 juta kepada 321 peneliti.